Kamis, 10 Maret 2011

kognitivisme

Pendahuluan
Perkembangan merupakan suatu deretan perubahan-perubahan yang tersusun dan berarti, yang berlangsung pada individu dalam jangka waktu tertentu. Lebih menujuk pada kemajuan mental atau perkembangan rohani yg melaju terus sampai akhir hayat yaitu merupakan proses yang sifatnya menyeluruh/holistic mencakup proses biologis dan kognitif, dan psikososial dan terdapat beberapa teori pembelajaran.
Kognitif merupakan teori yang, berdasarkan proses berpikir di belakang perilaku. Peruhahan perilaku diamati dan digunakan sebagai indikator terhadap apa yang terjadi dalam otak peserta didik.
Pelopor teori kognitif yang terkenal adalah Jean Piaget. Gagasan utama teori kognitif adalah perwakilan mental. semua gagasan dan citraan (image) seseorag diwakili dalam struktur mental yang disebut skema. Skema akan menentukan bagaimana data dan informasi yang diterima akan dipahami seseorang . Jika informasi sesuai dengan skema yang ada, maka peserta didik akan menyerap informasi tersebut ke dalam skema ini. Seandainya tidak sesuai dengan skema yang ada, informasi akan ditolak atau diubah, atau disesuaikan dengan skema, atau skema yang akan diubah dan disesuaikan.
Penganut teori kognitif mengakui bahwa belajar melibatkan penggabung an-penggabungan (associations) yang dibangun melalui keterkaitan atau penguatan. Mereka juga mengakui pentingnya penguatan (reinforcement) walaupun lebih menekankan pada pemberian balikan (feedback) pada tanggapan yang benar dalam perannya sebagai pendorong (motivator). Walaupun menerima sebagian konsep dari behavioris, para penganut teori kognitif memandang belajar sebagai perbuatan penguasaan atau penataan kembali struktur kognitif di mana seseorang memproses dan menyimpan informasi (Good dan Brophy, 1990, hal. 187).

Permasalahan
Pada makalah ini akan di bahas mengenai apa pengertian dari teori belajar kognitivisme, bagian-bagiannya dan implikasi dalam kegiatan belajar mengajar di kelas khususnya untuk peserta didik usia SD dan semua yang berkaitan dengan Teori belajar Kognitivisme yang ada.

Tujuan
Setelah kita memahami teori belajar kognivisme kita dapat mengetahui arti dari teori pembelajaran tersebut dan bagian-bagiannya serta mengimplikasikan teori kognitivisme dalam kegitan belajar mengajar.
Dan sebagai seorang guru, kita dapat mengetahui perbedaan antara jenis-jenis perbedaan diantara teori-teori pendidikan yang ada dan di terapkan di kelas nantinya.













Pembahasan
TEORI BELAJAR KOGNITIVISME
Teori kognitivisme mengacu pada wacana psikologi kognitif, dan berupaya menganalisis secara ilmiah proses mental dan struktur ingatan atau cognition dalam aktifitas belajar. Cognition diartikan sebagai aktifitas mengetahui, memperoleh, mengorganisasikan dan menggunakan pengetahuan ( Lefrancois, 1985). Tekanan utama psikologi kognitif adalah struktur kognitif yaitu perbendaharaan pengetahuan pribadi individu yang mencakup ingatan jangka panjang (long term mamory). Psikologi kognotif memandang manusia sebagai makhluk yang selalu aktif mencari dan menyeleksi informasi untuk diproses. Perhatian umum psikologi kognitif adalahn pada upaya memahami proses individu, mencari, menyeleksi, mengorganisasikan dan menyimpan informasi. Belajar kognitif berlangsung berdasarkan skemata atau struktur mental individu yang mengorganisasikan pengamatannya.
Definisi Teori Belajar Kognitivisme
Model kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses.
Peneliti yang mengembangkan kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap belajar. Menurut Ausubel, konsep tersebut dimaksudkan untuk penyiapan struktur kognitif peserta didik untuk pengalaman belajar. Bruner bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari lingkungan.

Bruner mengembangkan teorinya tentang perkembangan intelektual, yaitu:
1. enactive, dimana seorang peserta didik belajar tentang dunia melalui tindakannya pada objek;
2. iconic, dimana belajar terjadi melalui penggunaan model dan gambar; dan
3. symbolic yang mendeskripsikan kapasitas dalam berfikir abstrak

Prinsip-Prinsip Konsep Belajar Kognitivisme
Prinsip-prinsip teori belajar bermakna Ausebel ini dapat diterapkan dalam
proes belajar mengajar melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1. Mengukur kesiapan peserta didik seperti minat, kemampuan dan struktur
kognitifnya melalui tes awal, interview, review , pertanyaanpertanyaan dan lain-lain tehnik
2. Memilih materi-materi kunci, lalu menyajikannya dimulai dengan contoh-contoh kongkrit dan kontraversial
3. Mengidentifikasi prinsip-prinsip yang harus dikuasi dari materi baru itu
4. menyajikan suatu pandangan secara menyeluruh tentang apa yang harus dipelajari,
5. memakai advance organizers
6. mengajar peserta didik memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang ada dengan memberikan fokus pada hubungan-hubungan yang ada

Menurut Hartley & Davies (1978), prinsip-prinsip kognitifisme dari beberapa contoh diatas banyak diterapkan dalam dunia pendidikan khususnya dalam melaksanakan kegiatan perancangan pembelajaran. Prinsip-prinsip tersebut adalah

1) Peserta didik akan lebih mampu mengingat dan memahami sesuatu apabila pelajaran tersebut disusun berdasarkan pola dan logika tertentu
2) Penyusunan materi pelajaran harus dari yang sederhana ke yang rumit. Untuk dapat melakukan tugas dengan baik peserta didik harus lebih tahu tugas-tugas yang bersifat lebih sederhana
3) Belajar dengan memahami lebih baik dari pada menghapal tanpa pengertian. Sesuatu yang baru harus sesuai dengan apa yang telah diketahui siswa sebelumnya. Tugas guru disini adalah menunjukkan hubungan apa yang telah diketahui sebelumnya
4) Adanya perbedaan individu pada siswa harus diperhatikan karena faktor ini sangat mempengaruhi proses belajar siswa. Perbedaan ini meliputi kemampuan intelektual, kepribadian, kebutuhan akan suskses dan lain-lain. (dalam Toeti Soekamto 1992:36)

Peranan Model Kognitivisme dalam Pembelajaran

Belajar kognitif
Karakteristik Teori :

Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati. Setiap orang telah mempunyai pengalaman dan pengetahuan didalam dirinya.

Belajar : Kognitif Bruner
Karakteristik Teori :
Model ini sangat membebaskan peserta didik untuk belajar sendiri. Teori ini mengarahkan peserta didik untuk belajar secara discovery learning.
Langkah penerapan dalam pembelajaran :
1) Menentukan tujuan-tujuan instruksional
2) Memilih materi pelajaran
3) Menentukan topik-topik yang akan dipeserta didiki
4) Mencari contoh-contoh, tugas, ilustrasi dsbnya., yang dapat digunakan peserta didik untuk bahan belajar
5) Mengatur topik peserta didik dari konsep yang paling kongkrit ke yang abstrak, dari yang sederhana ke kompleks
6) Mengevaluasi proses dan hasil belajar
Belajar : Bermakna Ausubel
Karakteristik Teori :
Dalam aplikasinya menuntut peserta didik belajar secara deduktif (dari umum ke khusus) dan lebih mementingkan aspek struktur kognitif peserta didik.
Langkah penerapan dalam pembelajaran :
1. Menentukan tujuan-tujuan instruksional
2. Mengukur kesiapan peserta didik (minat, kemampuan, struktur kognitif)baik melalui tes awal, interviw, pertanyaan dll.
3. Memilih materi pelajaran dan mengaturnya dalam bentuk penyajian konsep-konsep kunci
4. Mengidentifikasikan prinsip-prinsip yang harus dikuasai peserta didik dari materi tsb.
5. Menyajikan suatu pandangan secara menyelurh tentang apa yang harus dikuasai pesertadidik.
6. Membuat dan menggunakan "advanced organizer" paling tidak dengan cara membuat rangkuman terhadap materi yang baru disajikan, dilengkapi dengan uraian singkat yang menunjukkan relevansi (keterkaiatan) materi yang sudah diberikan dengan yang akan diberikan.
7. Mengajar peserta didik untuk memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang sudah ditentukan dengan memberi fokus pada hubungan yang terjalin antara konsep yang ada
8. Mengevaluasi proses dan hasil belajar

Teori Perkembangan Model Kognitivisme
Berpijak pada tiga teori belajar seperti dijelaskan di atas, maka dalam pengembangan model pembelajaran harus selaras dengan teori belajar yang dianut. Dengan kata lain, apabila kita menganut teori behaviorisme, maka model pembelajaran yang dapat digunakan diantaranya adalah model pembelajaran yang tergolong pada kelompok perilaku. Untuk penganut teori kognitivisme, model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran yang mengarah pada proses pengolahan informasi. Adapun untuk yang menganut teori belajar konstruktivisme, maka model pembelajaran yang dikembangkan adalah model pembelajaran yang bersifat interaktif dan model pembelajaran yang berpusat pada masalah. Hal ini didasarkan pada salah satu prinsip yang dianut oleh konstruktivisme, yaitu bahwa setiap siswa menstruktur pengetahuannya sendiri berdasarkan pengalaman dan hasil interaksinya dengan lingkungan sekitar. Jadi pengetahuan itu tidak begitu saja diberikan oleh guru.

a. Teori pengembangan kognitif
Teori ini dikemukakan oleh Jean Piaget yang memandang individu sebagai struktur kognitif, peta mental, skema atau jaringan konsep guna memahami dan menanggapi pengalaman berinteraksi dengan lingkungan. Pandangan Piaget digambarkan lewat bagan prilaku intelegen sebagai berikut.










Individu bereaksi pada lingkungan melalui upaya mengasimilasikan berbagai informasi ke dalam struktur kognitifnya. Dalam proses asimilasi tersebut, perilaku individu diperintah struktur kognitifnya. Waktu mengakomodasi lingkungan, struktur kognitif diubah lingkungan. Asimilasi ditempuh individu menyatukan informasi baru keperbendaharaan informasi yang sudah dimiliki atau diketahui kemudian menggantinya dengan informasi terbaru. Individu mengorganisasikan makna informasi itu ke dalam ingatan jangka panjang (long term memory). Ingatan jangka panjang yang terorganisasi inilah yang diartikan sebagai struktur kognitif. Struktur kognitif berisikan tentang coding yang mengandung segi-segi intelek yang emngatur dan memerintah perilaku individu; perilaku individu mendasari penetapan tahap-tahap perkembangan kognitif. Tiap tahap perkembangan menggambarkan isi struktur kognitif yang khas sesuai perbedaan antar tahapan. Pada bagian berikut dirangkum garis besar tahapan perkembangan kognitif versi piaget :
1) Sensorimotor inteligence (lahir sampai usia 2 Tahun) : perilaku terikat pada panca indra dan gerak motorik. Bayi belum mampu berpikir konseptuan namun perkembangan kognitif telah dapat diamati.
2) Preoperation thought, (2-7 tahun) : tampak kemampuan berbahasa, berkembang pesat penguasaan konsep. Bayi belum mampu berpikir konseptual namun perkembangan kognitif telah dapat diamati.
3) Concerete Operation (7-11 tahun) : berkembang daya kemampuan anak berpikir logis untuk memecahkan masalah kongkrit. Konsep dasar benda, jangka waktu, ruang, kausalitas.
4) Formal Operations (11-15 tahun) : kecepatan kognitif mencapai puncak perkembangan. Anak mampu memprediksi berpikir tentang situasi hipotesis, tentang hakikat berpikir serta emngapresiasikan struktur bahasa dan berdialog. Sarkasme, bahasa gaul, mendebat, berdalaih adalah sisi bahasa remaja merupakan cerminan kecakapan berpikir abstrak dalam atau melalui bahasa.
Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :
1. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
2. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
3. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
4. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
5. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.

b. Teori Kognisi Sosial
Teori ini dikemukakan oleh L.S Vygotsky yang didasarkan oleh pemikiran bahwa budaya berperan penting dalam belajar seseorang. Budaya adalah penentuan perkembangan, tiap individu berkembang dalam konteks keluarga. Budaya lingkungan individu mempelajari apa dan b agaimana berpikir. Konsep dasar teori ini diringkas sebagai berikut :
1) Budaya memberi sumbangan perkembangan intelektual individu melalui 2 cara yaitu : (i) budaya dan (ii) lingkungan budaya. Melalui budaya banyak isi pikiran (pengetahuan) individu diperoleh seseorang dan melalui lingkungan budaya sarana adaptasi intektual bagi individu berupa proses dan sarana berpikir bagi individu dapat tersedia.
2) Perkembangan kognitif dihasilkan dari proses dialegtis dengan cara berbagai pengalaman belajar dan pemecahan masalah bersama orang lain, terutama orang tua, guru, saudara sekandung dan teman sebaya.
3) Awalnya orang berinteraksi dengan individu memikul tanggung jawab membimbing pemecahan masalah, lambat laun tanggung jawab tersebut akan diambil sendiri oleh individu yang bersangkutan.
4) Bahasa adalah sarana primer interaksi orang dewasa untuk menyalurkan sebagian besar perbendaharaan pengatahuan yang hidup dalam budayanya.
5) Seraya bertumbuh kembang, bahasa individu sendiri adalah sarana primer adaptasi intelktual, ia berbahasa batiniah untuk mengendalikan perilakunya.
6) Internalisasi mengacu pada proses belajar. Menginternalisasikan pengetahuan dan alat berpikir adalah hal pertama kali hadir ke kehidupan individu melalui bahasa.
7) Terjadi zone of proxima development atau kesenjangan antara yang sanggup dilakukan individu itu sendiri dengan yang dapat dilakukan oleh orang dewasa.
8) Karena apa yang dipelajari individu berasal dari budaya dan banyak diantara pemecahan masalahnya ditopang orang dewasa, maka pendidiknya hendaknya tidak berpusat pada individu dalam isolasi dari budayanya.
9) Interaksi dengan budaya sekeliling dan lembaga-lembaga sosial sebagaimana orangtua, saudara sekandung, individu dan teman sebaya yang lebih cakap sangat memberi sumbangan kepada perkembangan intelektual individu secara nyata.
Konsep zone of proximal development pada zona yang mana individu memerlukan bimbingan guna melanjutkan belajarnya. Perlu identifikasi zona itu dan memastikan tuntutan pembelajaran tidak melampaui atau lebih rendah dari kapasitas belajar individu. Dalam pembelajaran ada Scaffolding (contigent teaching), yaitu pendekatan pembelajaran yang ebrtitik tolak pada pemahaman dan kecakapan peserta didik daat itu
c. Teori Pemrosesan Informasi
Berdasarkan temuan riset linguistik, psikologi, antropologi dan ilmu komputer, dikembangkan model berpikir. Pusat kajiannya pada proses belajar dan menggambarkannya cafra individu memanipulasi simbol dan memproses informasi.
Model belajar pemroses informasi ini sering pula disebut model cognitive informasion processing, karena dalam proses belajar ini tersedia tiga tahap struktual sistem informasi yaitu :
1. Sensory atau Intake Register. Informasi masuk ke sistem melalui sensory registe, tetapi hanya disimpan untuk periode waktu terbatas. Agar tetap dalam sistem, informasi masuk ke working mamory yang digabungkan dengan informasi di long-term mamory
2. Working Mamory : pengerjaan atau operasi informasi berlangsung di working mamory dan disini berlangsung berpikir yang sadar. Pmemperhatikan sejumlah kecil informasi secara serempak.
3. Long term mamory, yang secara potensial tidak terbatas kapasitas isinya sehingga mampu menampung seluruh informasi yang sudah dimiliki peserta didik. Kelemahannya adalah betapa sulit mengakses informasi yang tersimpan di dalamnya.
Diasumsikan, ketika individu belajar di dalam dirinya berlangsung proses kendali atau pemantauan bekerjanya sistem yang berupa prosedur strategi mengingat, untuk menyimpan informasi ke dalam Long term Mamory (materi mamory atau ingatan dan strategi umum pemecahan masalah (materi kreativitas).








PENUTUP
Kesimpulan
Teori kognitivisme mengacu pada wacana psikologi kognitif, dan berupaya menganalisis secara ilmiah proses mental dan struktur ingatan atau cognition dalam aktifitas belajar. Cognition diartikan sebagai aktifitas mengetahui, memperoleh, mengorganisasikan dan menggunakan pengetahuan ( Lefrancois, 1985). Tekanan utama psikologi kognitif adalah struktur kognitif yaitu perbendaharaan pengetahuan pribadi individu yang mencakup ingatan jangka panjang (long term mamory). Psikologi kognotif memandang manusia sebagai makhluk yang selalu aktif mencari dan menyeleksi informasi untuk diproses. Perhatian umum psikologi kognitif adalahn pada upaya memahami proses individu, mencari, menyeleksi, mengorganisasikan dan menyimpan informasi. Belajar kognitif berlangsung berdasarkan skemata atau struktur mental individu yang mengorganisasikan pengamatannya.

Saran
Sebagai seorang guru kita harus dapat menerapkan teori belajar Kognitivisme ini di dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas agar tercipta suasa Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM).

0 hay...:

Posting Komentar